Buku ini berangkat dari keprihatinan penulisnya setelah melihat banyak orang Islam di negerinya menghindari atau bahkan menghindari Islam, lantaran tidak mampu mendamaikan agama yang mereka warisi dengan pandangan Barat-sekuler yang mereka peroleh.
Fenomena yang sesungguhnya melanda nyaris semua negeri muslim ini telah membelah umat Islam ke dalam dua kubu yang berlawanan: mereka yang membekukan dirinya dalam tradisi lama dan mereka yang mengekor pada peradaban Barat.
Yang pertama memandang pemikiran Islam terdahulu sebagai rujukan ideal, yang kedua melihat Barat sebagai puncak peradaban. Yang pertama kaum "fundamentalis" yang kedua kaum "liberal". Kedua kelompok itu sama "menyesatkan".
Agar tidak terperangkap dalam bahaya itu, Dr. Jeffrey Lang, lewat buku yang dalam rating Amazon.com mendapat bintang lima ini, menganjurkan agar umat Islam senantiasa mengembangkan sikap kritis, baik dalam memandang realitas-faktual yang muncul maupun, dan terutama, dalam memahami pesan-pesan itu sendiri.Menurut mualaf Amerika, penulis buku terkenal Struggling to Surrender ini, cara paling efektif untuk menghadapi bahaya itu bukanlah mencegah timbulnya pertanyaan atau kritik.
Justru sebaliknya, komunitas muslim harus terus mendorong kedua hal itu. "Kita akan cenderung berbuat salah bila tidak mau bersikap kritis pada diri sendiri." Kita harus selalu bertanya dan mempertanyakan. Bahkan malaikat, yang sangat dekat dengan Tuhan, pun bertanya! Mereka "berani" mempertanyakan kebijakan Tuhan menunjuk khalifah di muka bumi: Apakah Engkau akan jadikan di sana makhluk yang berbuat kerusakan dan menumpahkan darah?
Buku ini membawa pembaca mengarungi perjalanan spiritual-intelektual dengan mendiskusikan konflik-konflik yang terjadi antara agama dan akal, rintangan-rintanagn yang dipasang oleh kaum muslim sendiri yang menghalangi orang untuk memeluk islam, ekstremisme dalam komunitas Islam, dan lain-lain.
"Membaca buku ini," tulis Jalaluddin Rakhmat, "dari awal sampai akhir adalah ,mengikuti perjalanan spiritual bukan saja orang muslim Amerika tetapi juga perjalanan intelektual muslim di mana pun, ketika ia dihadapkan pada kegelisahan karena benturan Islam konseptual dan Islam aktual….
Ia menulis dengan sangat persuasif. Ia meyakinkan kita tidak saja dengan argumentasi yang logis dan tidak terbantahkan, bukan hanya dengan dalil akli dan nakli. Ia juga menyentuh emosi kita dengan kisah-kisah yang terkadang jenaka, terkadang mengahrukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar